Analisis 20 Jurnal

Febrian Bramantyo Syahputra (202146500848)
R4K

Sukrisna
(202146500853)
R4K

ANALISIS

1. Judul : ANALISIS POSTER VIDEO KLIP LATHI : KAJIAN SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE

Objek : Poster video klip Lathi

Metode : Metode pendekatan kualitatif

Analisis : penanda adalah bunyi yang bermakna atau coretan yang bermakna. Jadi, penanda adalah aspek material dari bahasa, apa yang dikatakan atau didengar dan apa yang ditulis atau dibaca. Sedangkan petanda adalah gambaran mental, pikiran atau konsep. Petanda tidak mungkin disampaikan tanpa penanda. Petanda atau yang ditandakan itu termasuk tanda sendiri dan dengan demikian merupakan suatu faktor linguistik. Proses penanda atau petanda akan menghasilkan realitas eksternal atau petanda. 

Kesimpulan : pesan atau makna yang akan disampaikan dalam bentuk gagasan dalam poster ini mengenai toxic relationship yang terjadi dalam hubungan cinta, dimana pihak tertentu merasa tersakiti. Seharusnya perasaan cinta membawa suatu kebahagiaan, tetapi yang ada justru rasa tersiksa. Yang akhirnya merubah seseorang dari pribadi yang lugu menjadi pribadi yang tidak punya perasaan.

2. Judul : ANALISIS SEMIOTIKA SAUSSURE PADA KARYA POSTER MAHARANI YANG BERJUDUL "SAVE CHILDREN"

Objek : Poster Maharani "Save Children"

Metode : Metode analisis interpretasi

Analisis : Tanda adalah segala sesuatu seperti warna, isyarat, kedipan mata, objek, rumus matematika, dan lain-lain yang mempresentasikan dirinya sendiri. Pada umumnya penelitian yang menggunakan pendekatan semiotika tidak bersifat matematis, melainkan suatu kajian yang banyak menimbulkan ragam interpretasi. Hal ini dikarenakan tanda yang dihadirkan memiliki kapasitas dan latar belakang budaya yang beragam. 

Kesimpulan : Tanda signifier dan tanda signifier cukup jelas pemaknaannya baik dari sisi pesan visual atau pesan verbal yang disampaikan. Secara keseluruhan pemaknaan yang ditangkap dari poster ini berkaitan dengan kebebasan anak-anak. Pada usia dini anak-anak memang harus lebih diperhatikan, terutama yang berkaitan dengan kebebasan anak itu sendiri. Pada umumnya anak pada usia dini masih berada pada tahap eksplorasi, oleh karena itu mereka selalu merasa penasaran dengan apa yang belum mereka ketahui.

3. Judul : ANALISIS SEMIOTIKA POSTER "AYO, LINDUNGI DIRI DAN KELUARGA DARI COVID-19"

Objek : Poster "Ayo, Lindungi Diri dan Keluarga dari Covid-19"

Metode : Pendekatan deskriptif kualitatif

Analisis : Analisis difokuskan pada tanda-tanda verbal dan visual serta pesan tersirat yang ada dibalik tanda tersebut pada Iklan layanan masyarakat yang diterbitkan oleh Kemenkes dan Germas tentang himbauan penerapan protokol kesehatan yang benar dan cara pencegahan covid-19

Kesimpulan : Ada dua aspek yang dirumuskan pada poster ini yaitu aspek visual dan aspek verbal. Aspek verbal merujuk pada tanda-tanda verbal seperti beberapa kata yang terdapat pada poster tersebut. Sedangkan aspek visual merujuk pada aspek visual yang terdiri dari aspek warna, gambar serta posisi dari gambar yang ada pada poster tersebut.

4. Judul : ANALISIS SOSOK LAISA DENGAN KAJIAN SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE PADA NOVEL "DIA ADALAH KAKAKKU" KARYA TERE LIYE

Objek : LAISA

Metode : Secara teoretis pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan semiotik yang didasarkan pada model Ferdinand De Saussure

Analisis : Pada penelitian ini ditemukannya sosok Laisa yang merupakan sosok seorang kakak pada novel tersebut. dan pada penelitian ini juga di temukan bagaimana sosok Laisa (kakak) yang terkandung dalam dalam novel Dia Adalah kakakku karya Tere Liye secara semiotika berdasarkan model Saussure yakni penanda dan petanda. Terdapat 33 tanda sosok kakak yang ada dalam novel Dia Adalah kakakku karya Tere Liye, yakni; 5 tanda sosok kakak yang baik, 11 tanda rela berkorban, 8 tanda sosok kasih sayang seorang kakak, 1 tanda sosok mandiri, 3 tanda sosok kakak yang kuat,dan 4 tanda sosok kakak yang sabar. 

Kesimpulan : peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa dengan adanya fokus penelitian dan rumusan masalah yang telah ditentukan. Peneliti menemukan penanda dan petanda dalam novel Dia Adalah Kakakku Karya Tere Liye. Peneliti menemukan 33 tanda yang menjadi bentuk tanda sosok Laisa

5. Judul :PENANDA DAN PETANDA PADA CERPEN ANAK KE HUTAN KARYA YOSEP SURTANDI PENDEKATAN SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE

Objek : Cerpen Anak ke Hutan Karya Yosep SURTANDI

Metode : Deskriptif Kualitatif

Analisis : Penanda dari tokoh “Aku”berupa benda yakni tas ransel berisi perbekalan dan alat untuk mengekspresikan suasana menunjukkan bahwa tokoh “Aku” inginberpergian ke suatu tempat yang pastinya di tempat itu sulit mencari makanan cepat saji, jadi tokoh “Aku” membawa perbekalan makanan dari rumah. Kemudian, gula merah sering dikaitkan dengan seorang pendaki. Pendaki biasanya membawa gula merah untuk menambah energi saat mendaki. Artinya, tokoh "aku" ingin mendaki ke hutan, hal ini dibuktikan dengan perbekalan makanan, karena saat mendaki tentunya tidak ada satupun penjual makanan dihutan. 

Kesimpulan : Dalam cerpen anak “Ke Hutan” ditemukan 11 tanda yang dapat diamati,yaitu (1) benda untuk menunjukkan tujuan, (2) sifat tokoh Rakey, 3) nasihat kebaikan, (4) keadaan yang berlawanan, (5) latar belakang pengarang, (6) motivasi tersirat, (7) majas personifikasi, (8) solidaritas dan kebersamaan, (9) pesan moral, (10) unsur religius, dan (11) kesederhanaan serta keasrian alam. 

6. Judul : PESAN TOLERANSI DALAM KARTUN ANIMASI DIVA THE SERIES

Objek : Kartun Animasi Diva the Series

Metode : Pendekatan Kualitatif

Analisis : Penanda dan petanda pesan toleransi yang terkandung dalam kartun
animasi Diva The Series, terdapat isi pesan toleransi yang disampaikan yaitu
saling tolong menolong. Maka Diva dan Febi tidak merasa keberatan untuk
membantu Mona sehingga langsung reflek, tak lama kemudia Putu dan Tomi ikut
membantunya. Dengan senang hati dan sahabatnya datang untuk menghargai dan
menghormati sebuah perbedaan tanpa maksud lain. Sehingga Diva dan sahabatnya
mempunyai inisiatif sendiri tanpa ada paksaan dan suruhan untuk menggunakan
baju berwarna merah untuk datang keacaranya, mereka dari sini sudah belajar
mengenai toleransi. 

Kesimpulan : Dari semua uraian dalam penelitian ini, penulis
menyimpulkan bahwa pesan toleransi dalam kartun animasi Diva The Series
menjelaskan bahwa kondisi masyarakat Indonesia memiliki keberagaman macam
budaya, suku, ras, etnis dan agama. Dalam kartun animasi ini dapat dijadikan
sebagai media penyampaian pesan bukan hanya sebagai hiburan saja, namun juga
mampu memberikan pelajaran karena di dalamnya ada beberapa nilai-nilai dan
pesan toleransi dalam setiap ceritanya.

7. Judul : Makna Puisi Wiji Thukul dalam Film “Istirahatlah Kata-Kata” dengan
Pendekatan Semiotika Ferdinand De Saussure

Objek : Puisi Wiji Thukul

Metode : Penelitian Kualitatif

Analisis : Pertama, refleksi gerakan yang telah dijalankan berangkat dari salah satu tesis 
dasar dialektika bahwa diam pun adalah gerak. Demikian pula makna istirahat bukan 
berarti tidak melakukan apa-apa. Sebaliknya, yang diistirahatkan sebagai teriakan kata-kata kritik terhadap rezim
yang mewujudkan dalam aksi-aksi demonstrasi. Istirahat bermakna refleksi, evalusi atas
langkah-langkah yang sejauh ini telah di lakukan. Untuk mengukur seberapa kekuatan
kelompok Wiji Thukul dan sebesar apa kekuatan musuh, serta menganalisa situasi
aktual yang terjadi.

Kesimpulan : Hasil pembacaan struktur puisi Wiji Thukul dalam Film Istirahatlah kata-kata yang memliki dua arti perlawanan dan ketidakadilan sosial Tema puisi Istirahatlah 
kata-kata dan Tanpa judul dalam bercerita tentang Refleksi yang kemudian melakukan 
aksi. Perenungan yang dijalani oleh Wiji Thukul dalam puisi ini mempunyai arti 
kontemplasi yang mendalam untuk melakukan gerakan untuk melawan rezim orde 
Soeharto.

8. Judul : Makna Musik Instrumental Dalam 
Film Horor Danur: I can see ghost 
Dalam Kajian Semiotika (Analisis
Semiotika Ferdinand De Saussure 
Dan Charles Sanders Peirce)Faktor-Faktor Pembentuk Iklim

Objek : Musik Instrumental

Metode : Deskriptif Kualitatif

Analisis : Analisis yang digunakan adalah analisis
semiotika Ferdinand De Saussure dan Charles Sanders Peirce. Peirce dikenaldengan
teori segitiga makna Bagi Charles Sanders Peirce prinsip mendasar sifat tanda adalah
sifat representatif dan interpretatif. Sifat representatif tanda berarti tanda merupakan
sesuatu yang lain, sedangkan sifat interpretatif adalah tanda tersebut memberikan
peluang bagi interpretasi bergantung pada pemakai dan penerimanya.

Kesimpulan : Hasil penelitian ini menunjukan bahwatiap adegan menakutkan
ditandai dengan musik instrumental piano dan setting latar yang telah dibuat
menampilkan simbol-simbol yang ada di adegannya seperti simbol kematian, tanda
tanda objek rumah tua serta iringan musik instrumental piano dengan tempo yang
lambat untuk menggiring ke adegan selanjutnya yang akan memberikan kejutan
menakutkan dan seting tempat yang gelap menandakan sesuatu yang mistis.

9. Judul : REPRESENTASI ISU PERBEDAAN AGAMA DALAM FILM
CINTA TAPI BEDA (2012): KAJIAN SEMIOTIKA
FERDINAND DE SAUSSURE

Objek Film Cinta tapi Beda

Metode : Kualitatif Deskriptif

Analisis : Hasil dan pembahasan dari 
kajian ini yaitu film Cinta Tapi Beda 
memiliki beberapa simbol serta tanda 
yang digunakan untuk 
merepresentasikan isu-isu perbedaan 
agama dalam masyarakat sosial. 
Terdapat beberapa tanda mengenai isu 
perbedaan agama dalam film Cinta 
Tapi Beda (2012). Tanda-tanda dalam 
sebuah film biasanya disampaikan 
melalui media bahasa, dan tentunya tanda-tanda ini memiliki makna,
maksud, atau pesan tertentu.

Kesimpulan : Dalam film Cinta Tapi Beda
(2012), isu perbedaan agama yang
terjadi berkaitan dengan perbedaan
agama, diskriminasi agama, dan
pluralisme agama yang dapat dianalisis
melalui sistem tanda Signifier dan
Signified oleh Saussure. Terdapat
beberapa tanda dalam film Cinta Tapi
Beda (2012) dan direpresentasikan
melalui simbol-simbol agama yang
berkaitan dengan ciri khas agama itu
sendiri, seperti salib, hijab, dan
sebagainya. Selain itu, representasi
perbedaan agama pun digambarkan
melalui unsur verbal dan nonverbal,
seperti tindakan, ucapan, penampilan,
dan sebagainya.

10. Judul : NILAI-NILAI ISLAM DALAM NOVEL SCAPPA PER AMORE:
ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE

Objek : Novel Scappa Per Amore

Metode : Metode Kualitatif

Analisis : Novel Scappa per Amore: Mozaik Perjalanan Cinta di Benua Biru merupakan novel
yang mengusung tema perjalanan atau journey. Ceritanya bermula dari seorang perempuan
bernama Diva yang bekerja di salah satu stasiun televisi nasional yang berusaha mengagas ide
agar program bulan Ramadhan yang ia usulkan dapat diterima. Namun, di tengah
kesibukannya tersebut, ia merasakan patah hati yang sangat mendalam sebab kekasih hatinya
tiba-tiba memutuskan hubungan dengannya. Kejadian itu membuatnya sangat terpuruk dan
putus asa hingga ia ingin mengundurkan diri dari pekerjaannya dan memulai hidup baru
dengan berusaha melupakan semuanya. Namun, pertolongan Allah SWT itu nyata, saat ia
akan berbicara pada ketua direksi bahwa ia akan resign, ternyata program yang ia usulkan
telah disetujui dan ia diminta untuk segera mempersiapkan semuanya.

Kesimpulan : Dari delapan kutipan pada novel Scappa per Amore: Mozaik Perjalanan Cinta di
Benua Biru karya Dini Fitria yang dianalisis melalui teori semiotika Ferdinan de Saussure ini,
terdapat banyak nilai Islam yang terkandung di dalamnya. Beberapa diantaranya adalah nilai Islam seperti larangan untuk berputus asa

11. Judul : ANALISIS SEMIOTIKA PADA FILM LASKAR PELANGI

Objek : film LASKAR PELANGI

Metode : metode kualitatif

Analisis : Film Laskar Pelangi bersetting pada tahun 1970-an di tanah Bangka Belitung yang terkenal akan tambang timahnya. Film ini memberikan gambaran tentang keterbatasan, budi pekerti, pertemanan, keluarga, dan pendidikan yang kuat. Laskar Pelangi menceritakan semangat perjuangan demi meraih pendidikan anak-anak desa yang memiliki keterbatasan materi serta sebuah sekolah yang bertahan dan mengedepankan budi pekerti, akhlak dan aqidah diatas segalanya. Fenomena seperti pendidikan, budi pekerti, siswa kurang mampu, dan beberapa fenomena yang menjadi ikon terdapat pada film Laskar Pelangi sangat menarik untuk diteliti.

Kesimpulan : Berdasarkan analisis yang telah dilakukan menggunakan pendekatan Pierce maka ditemukan banyak ikon didalam film Laskar Pelangi. Tanda – tanda tersebut mendeskripsikan makna dari keadaan, kejadian, kostum, kekayaan, nama, bakat, kemiskinan. Semangat untuk mendapatkan pendidikan tergambar jelas pada film. Tanda – tanda disajikan dengan sangat baik sehingga mampu memberikan keprihatinan mendalam terhadap tokoh anak – anak Laskar Pelangi kepada penonton. Kesenjangan sosial juga sangat dirasakan dari ikon kostum dan bangunan sekolah.

12. Judul : Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Cover Majalah Tempo Edisi 11-17 
  November 2019 (Aib Anggaran Anies)

Objek : Aib anggaran Anies

Metode : metode kualitatif

Analisis : Dalih perbaikan dokumen untuk menghindari kegaduhan dinilai menyalahi prinsip transparansi tata kelola keuangan, masyarakat tidak dapat lagi mengontrol pos-pos anggaran siluman seperti pembelian lem Aibon yang nilainnya mencapai Rp 82,8 miliar. Tempo melakukan penelusuran dokumen tersebut dan menemukan sejumlah kejanggalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna apa saja yang terkandung dalam gambar ilustrasi pada cover majalah Tempo edisi 11-17 November 2019 (Aib Anggaran Anies) menggunakan analisis semiotika Roland Barthes.

Kesimpulan : Anies Baswedan dan Pemprov DKI Jakarta tidak transparan dalam membuka info – info terkait rencana rancangan anggaran DKI Jakarta kepada publik.

13. Judul : ANALISIS SEMIOTIKA KEKERASAN DALAM FILM DILAN 1990

Objek : kekerasan dalam film Dilan 1990

Metode : metode deskriptif dan menggunakan pendekatan kualitatif.

Analisis : Film Dilan 1990  adalah salah film Indonesia yang banyak ditonton dari kalangan remaja di tahun 2018. Film ini mengangkat cerita tentang kisah percintaan remaja pada masa sekolah menengah atas (SMA) di kota Bandung, tanpa disadari ternyata juga banyak terjadi hal negatif dalam film tersebut. Ada beberapa adegan yang cukup mengganggu dan kurang nyaman dilihat seperti kekerasan verbal dan non verbal. Permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimana unsur kekerasan yang terdapat dalam film Dilan 1990 menurut semiotika Roland Barthes yang dilihat dari denotasi, konotasi dan mitos.

Kesimpulan : dalam film Dilan 1990 terdapat adegan kekerasan verbal dan non verbal. Kekerasan verbal merupakan bentuk kekerasan yang ditandai dengan ucapan yang ada pada film ini, yang direpresentasikan dengan perkataan seperti genit, ganjen, gatal, pelacur, setan, anjing, brengsek, memble. Sedangkan kekerasan non verbal merupakan bentuk kekerasan fisik  yang di tandai dengan tindakan yang ada didalam film ini yang direpresentasikan dengan bentuk tindakan memukul, tawuran, menampar dan lain-lain.

14. Judul : ANALISIS SEMIOTIKA PADA CERITA RAKYAT WANDIU-NDIU

Objek : Cerita rakyat wandiu-ndiu

Metode : metode kualitatif

Analisis : Penelitian ini terdapat dua rumusan masalah. Pertama, bagaimana kode- kode pada cerita rakyat Wandiu-ndiu. Kedua, bagaimana amanat dan fungsi sosial pada cerita  rakyat Wandiu-ndiu. Adapun tujuan penelitian untuk mendeskripsikan kode, amanat dan fungsi sosial yang ditemukan dalam cerita rakyat Wandiu-ndiu.

Kesimpulan : bahwa terdapat lima kode, yaitu 1) kode hermeneutik, 2) kode proairetik/aksi, 3) kode semik/konotatif, 4) kode simbol, dan 5) kode budaya. Amanat yang terdapat dalam cerita rakyat Wandiudiu terdiri dari amanat tersirat dan amanat tersurat. Adapun fungsi sosial dalam cerita rakyat ini, yakni 1) fungsi kebudayaan, 2) fungsi pendidikan, dan 3) fungsi kemasyarakatan. Penelitian ini merupakan upaya pelestarian sastra lisan khususnya cerita rakyat sekaligus membantu pemerintah untuk melestarikan tradisi lisan dan dearah.

15. Judul : Analisis Semiotika John Fiske Mengenai Representasi Kepribadian Tokoh Tariq pada Film Penyalin Cahaya

Objek : Representasi Kepribadian Tokoh Tariq pada Film Penyalin Cahaya

Metode : metode kualitatif deskriptif

Analisis : Film ini menghapuskan stigma, bahwa tidak hanya perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual. Laki-lakipun dapat menjadi korban kekerasan seksual apapun bentuk kekerasannya. Rasa takut yang dialami korban pelecehan seksual pun dirasakan oleh laki-laki. Dorongan dari lingkungan, khususnya sesama korban pelecehan seksual dapat menyembuhkan luka korban walau hanya setetes air.

Kesimpulan : bahwa representasi kepribadian tokoh Tariq didapat melalui tiga level sebagaimana yang dikatakan oleh John Fiske yaitu level realitas kepribadian yang dipengaruhi oleh permasalahan yang dialami tokoh dalam keluarganya, pembatasan diri dari orang lain, , etakutan, kekhawatiran dan suka berpura-pura baik-baik saja. Kemudian pada level representasi yang memberikan penilaian pada aspek pengambilan gambar, lighting, suara dan tata music sesuai dengan adegan yang digambarkan. Sedangkan untuk level ideology, tidak ada perbedaan gender terkait korban pelecehan seksual. Baik laki-laki maupun perempuan bisa saja menjadi korban pelecehan seksual, dan tentu saja akan mengganggu mentalnya karena trauma yang dialami.

16. Judul : LOGO SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI TEKNOLOGI: ANALISIS SEMIOTIKA PADA LOGO META

Objek : Logo META

Metode : metode kualitatif interpretatif

Analisis : Logo Meta sebagai ikon perusahaan media sosial memiliki keunikan tersendiri, yaitu format dua dimensi dan tiga dimensi dalam satu objek yang terkesan bergerak. Logo Meta menjadi objek yang menarik untuk dikaji secara simeotik karena menjadi media komunikasi secara tidak langsung.

Kesimpulan : secara denotatif logo Meta tetap menggunakan unsur warna awal yaitu warna biru sebagai ciri khasnya. Pada unsur garis, logo ini terbentuk dari dua jenis garis yaitu garis lurus yang dibentuk secara diagonal dan garis lengkung. Hal yang menarik dari logo Meta ini adalah penerapan unsur shape yang bersifat simbolis, nomor, dan alphabetical. Khroma yang terdapat pada warna logo ini terbentuk dari pigmen dua jenis warna yang sama dengan intessitas pencahayaan yang berbeda yaitu intensitas warna biru kuat dan intensitas warna biru lemah. Secara konotatif logo Meta mengandung makna tenang, kepercayaan, loyalitas, komunikatif, teknologi, ketegasan, fleksibelitas, dan keberlanjutan.

17. Representasi Profesionalitas Wartawan Pada Film Kill The Messenger (Analisis Semiotika John Fiske)

Objek : Profesionalitas Wartawan Pada Film Kill The Messenger

Metode : Metode kualitatif deskriptif 

Analisis : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profesionalitas apa saja yang diterapkan oleh seorang wartawan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai wartawan profesional dalam tingkat realitas, representasi dan ideologi pada film Kill The Messenger. Penelitian ini menggunkan metode kualitatif deskriptif dengan analisis semiotika John Fiske melalui teori The Code of Television. Analisis meliputi level realitas, level representasi dan level ideologi. 

Kesimpulan : peneliti menemukan tanda-tanda profesionalitas dalam Film “Kill The Messenger”, yang meliputi representasi berita yang faktual dan jelas sumbernya, memiliki rasa terpanggil dan melayani masyarakat, memiliki rasa otonomi dalam membuat keputusan, bertanggung jawab dan transparan terhadap hasil tulisannya, profesional mengatur dirinya sendiri, dan bersifat independen.

18. Judul : ANALISIS SEMIOTIKA FILM THE SOCIAL DILEMMA

Objek : FILM THE SOCIAL DILEMMA

Metode : metode kualitatif

Analisis : film dokumenter The Social Dilemma menceritakan tentang dampak negatif yang ditimbulkan oleh penggunaan media sosial di masyarakat. Adapun narasumber yang menjelaskan gambaran fenomena tersebut adalah para mantan pegawai dan eksekutif di perusahaan yang bergerak dalam bidang media sosial, antara lain Facebook, Twitter, Instagram, Google, YouTube, dan Pinterest

Kesimpulan : Film The Social Dilemma banyak mengandung tanda-tanda didalamnya. Setiap scene dalam film tersebut berhasil menjelaskan bagaimana media sosial saat ini bukan sekedar media pemenuhan kebutuhan informasi dan sarana berkomunikasi saja. Media sosial dapat memberikan dampak ke arah negatif jika digunakan secara berlebihan.

19. Judul : ANALISIS SEMIOTIKA IKLAN WARDAH BEAUTY MOVES YOU MELALUI MEDIA YOUTUBE

Objek : Iklan wardah beauty moves

Metode : metode kualitatif

Analisis : Penelitian ini membahas Analisis Semiotika Iklan Wardah Beauty Moves You yang tayang melalui channel YouTube Wardah Beauty dipublikasikan sejak Oktober 2021 berdurasi 60 detik. Dengan perkembangan teknologi, YouTube menjadi salah satu media sosial yang praktis dan mudah diakses, sehingga menjadi situs paling popular dan dinonton oleh ribuan orang tiap harinya. Iklan tersebut menegaskan bahwa kecantikan perempuan dapat menjadi sebagai penggerak perubahan yang dapat memberikan dampak dan manfaat kepada lingkungan.

Kesimpulan : representasi simbol kecantikan dalam iklan tersebut yaitu menampilkan Dewi Sandra sebagai brand ambassador Wardah yang dapat mewakili kecantikan 203 perempuan Indonesia. Adapun makna kecantikan perempuan adalah yang mampu menjadi penggerak perubahan sesuai dengan tagline iklan tersebut yaitu #BeautyMovesYou. Kecantikan perempuan yang ditampilkan dalam iklan tidak monoton pada standar kecantikan bagi perempuan Indonesia pada umumnya yaitu memiliki kulit putih dan berambut lurus panjang. Namun, dalam iklan ingin menunjukkan bahwa sebenarnya kecantikan tidak hanya keindahan fisik. Makna kecantikan berbeda-beda tergantung cara pandang orang.

20. Judul : ANALISIS MAKNA MOTIVASI PADA LIRIK LAGU  
  SHOHIBATUSSAUFA"JANGANSALAHKAN HIJABKU" (KAJIAN SEMIOTIKA)

Objek : Lirik lagu Shohibatussaufa “jangan salahkan hijabku”

Metode : metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif

Analisis : Penelitian ini dilatarbelakangi oleh salahnya pemahaman masyarakat antara hijab dan akhlaksehingga, perlu adanya kajian analisis makna motivasi, agar muslimah lebih percaya diri dalammenggunakan hijab. Kajian ini bertujuan untuk medeskripsikan makna motivasi yang terkandungdalamlirik lagu “Jangan Salahkan Hijabku”.

Kesimpulan : Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 garis besarmotivasi yang disampaikan oleh penulis lagu, yaitu: 1) muslimah harus konsisten menjalankan perintahAllah, 2) pakailah hijabmu dengan mengabaikan penilaian manusia,dan 3)tidak ada kaitan antara tingkah laku dan hijab



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mitos, Metafora, Metomini Charlie and The Chocolate Factory

Hasil Tanggapan Analisis Figur Kayon Gaya Surakarta oleh Febrian Bramantyo Syahputra (848)

Kajian Semiotika pada Objek "Jaket" oleh Febrian Bramantyo Syahputra (202146500848)